Syarat Diterimanya Amal

بسم الله الرحمن الرحيم

Syarat Diterimanya Amal

Seri – I

 

Syekh Salim bin Ied Al-Hilali حفظه الله menyebutkan bahwa syarat diterimanya amal ada empat:

  1. Ikhlas karena Allah عزّوجلّ .
  2. Sesuai dengan tuntunan Rasululloh.
  3. Berpegang dengan teguh atau dengan penuh kesungguhan.
  4. Bersegera.

Dua syarat yang pertama adalah syarat sah amal, dan dua syarat berikutnya adalah syarat sempurnanya amal. Berikut penjelasan ke empat syarat ini:

>> Ikhlas karena Allah عزّوجلّ .

Ini adalah syarat pertama diterimanya amalan seseorang di sisi Allah عزّوجلّ . Diantara dalil tentang syarat ini:

{ و ما أمروا إلّا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء ..} [ البيّنة : 5 ]

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan (memurnikan) ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agamnya dengan lurus..” [Al-Bayyinah ayat 5]

Rasululloh صلى الله عليه و سلّم bersabda: Allah عزّوجلّ berfirman:

(( أنا أَغْنَى الشُّركَاءِ عَن الشّركِ مَنْ عمل عملا أَشرَكَ فيه معيّ غيري تركته و شركه )) رواه مسلم و غيره.

“Aku sangat tidak membutuhkan sekutu-sekutu, maka barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan dia menyekutukanku dengan yang lain, aku akan meninggalkan dia dan sekutuna” [Riwayat Muslim no 2985 dan lain-lain].

 

>> Beramal sesuai dengan tuntunan Rasululloh صلى الله عليه و سلّم  .

Ini adalah syarat yang kedua diterimanya amal seseorang, yakni beramal sesuai dengan tuntunan Rasululloh صلى الله عليه و سلّم .

Berikut muqoddimah singkat:

> Karena seseorang tidak mungkin mengetahui perintah dan larangan Allah kecuali melalui wahyu.

> Allah عزّوجلّ tidak menurunkan wahyu kecuali kepada Rasulnya.

> Dan Allah عزّوجلّ tidak akan menerima amalan dari seseorang, kecuali amalan yang soleh yang diinginkan oleh Allah dengan perintah atau larangannya.

> Amalan dikatakan soleh apabila sesuai dengan wahyu yang dibawa oleh rasul. Apabila tidak sesuai dengan wahyu yang dibawa oleh Rasul, maka itu bukanlah amalan soleh yang diinginkan oleh Allah dengan perintah dan larangannya.

> Oleh karena itu, barometer solehnya suatu amalan adalah wahyu yang dibawa oleh rasul.

> Sehingga amalan yang diterima oleh Allah di sisinya hanyalah amalan soleh yang sesuai dengan wahyu yang dibawa oleh Rasul-Nya.

Allah عزّوجلّ berfirman dalam surat Ali-Imron ayat 31 :

{ قُل إِنْ كُنْتُم تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَ يَغْفِرْ لَكُم ذُنُوبَكُم وَ اللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ }

“Katakanlah: jika kamu benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [Ali-imron: 31].

Rasululloh صلى الله عليه و سلّم bersabda:

(( مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ))

“Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan, yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalan tersebut tertolak” [riwayat Muttafaqun Alaih].

 

>> Berpegang dengan teguh atau dengan penuh kesungguhan.

Ini adalah syarat yang ke 3, namun ini adalah syarat sempurnanya amal bukan syarat sahnya.

(…bersambung).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Fathul Bari.

Jakarta – Klender.

Ahad, 18 JumadilAkhir 1434H.

Tinggalkan komentar